Pengalaman Pertama Kali Melihat Sakaratul Maut Ibunda

loading...
loading...
Menanggis meraung-raung saat orang tua kita meninggal dunia, Bagaimana cara mengatasinya?

Pengalaman Pertama Kali Melihat Sakaratul Maut Ibunda



Pengalaman Pertama Kali Melihat Sakaratul Maut Ibunda

Sakaratul Maut pertam kali saya hadapi adalah Ibunda saya meninggal tepat usia 60 Tahun dan terbilang masih sangat muda, Ibunda saya meninggal karena penyakit komplikasi diabetes

Sudah berkali-kali dirawat disalah satu RS bahkan sudah operasi tapi yang namanya takdir tidak bisa dipungkiri lagi.

Sebulan sebelum ibunda saya meninggal saya sudah mimpi GIGI COPOT tapi copotnya sedikit demi sedikit dan saya sudah cerita ke kakak saya mudah2an saja mimpi pertanda baik Aamiin.
Tapi google kesana kesini arti mimpi gigi copot ini sangat tidak kita inginkan.

Kemudian saya pulang kampung dengan keluarga saya dari Jakarta kami rombongan dengan 2 Mobil. Setelah sampai kampung ibunda saya selalu berkata " Saya tidak mau dipindah2 kamar maunya disini saja/dibelakang dan tidak mau dirawat di RS lagi, saya mau hanya dirawat saya dan kakak saya disini sampai ajal menjemputnya"

Beberapa kerabat saya sudah pulang duluan termasuk istri saya dan saya tunggu sampai seminggu ternyata keadaan ibunda saya sudah membaik akhirnya saya pulang ke Jakarta.

Seminggu sebelum ibunda saya meninggal ayah saya telp meminta untuk saya dan kakak saya pulang kampung dan merawat ibunda saya. 

Pengalaman Pertama Kali Melihat Sakaratul Maut Ibunda

Sesampainya dikampung 
Hari pertama ( Sabtu) ibunda saya sehat dan seneng karena kami berdua ada disampingnya
dan berhubung ibunya saya sebelumnya sudah berniat menghafal Yasin, Waqiah dan Tabarok Alhamdulillah sekarang udh lancar hafalannya.
Saya merekam suara saya didalam ponsel bunda saya, pasti sewaktu2 dibutuhkan.

Hari kedua ( Minggu) bunda sakit dan hanya benggong2 saja sambil meminta saya untuk ngaji disampingnya terus menerus saya ngaji ga mungkin kan nonstop untung ada rekaman, Jadi kalau saya capek saya tinggal play aja rekaman tersebut

Hari ketiga ( Senin) Ibunda Koma tidak bisa bicara hanya diam, Saya selalu mengaji disamping beliau dan memohon kepada Allah apabila engkau ingin mencabut nyawa bunda saya kami ikhlas tapi cabutlah nyawa bunda di Hari Jum'at jangan di Hari Selasa.

Hari keempat ( Selasa ) sama kondisinya

Hari kelima ( Rabu ) Beliau sadar dan bilang terima kasih karena selalu mendengar suara2 ngaji terus dan selalu berpesan 
1. Jangan di bawa ke RS lagi
2. Jangan pindahin kamar
3. Meninggal tenang tanpa suara tangisan anak dan cucu
4. Meminta saya memandikan jenazah beliau
5. Antar bunda dan gotong sampai liang lahat

Ya Allah bunda jangan berkata seperti itu, Saya tahan air mata tak bisa tertahan tapi ketika saya meneteskan air mata selalu menghindar dari beliau, karena beliau melarang untuk ditangisi

Saya meneteskan air mata bukan karena tidak iklas apabila bunda saya dipanggil oleh Allah melainkan bahagia setegar itu bunda saya dan saya berfikir akan kah saya bisa setegar itu. Ayah saya yang super tegar saja sering mengeluarkan air mata.

Saya selalu menyuruh kakak saya walaupun bunda koma selalu sholat. Dibantu dengan suara  keras karena saya pernah merasakan dulu sakit dan koma karena kecelakaan rasanya kalau mau sholat lupa2 bacaannya dan berapa rokaat karena nyawa 1/2 sadar.
dan selalu tempelin dikuping beliau rekaman ngajian saya 24jam non stop.

Hari keenam ( Kamis ) Sejak saya pulang sholat subuh dari Musholla bunda nafas ngos-ngosan tanpa berhenti. Saya sedih campur seneng karena saya bisa mendampingi beliau disaat seperti ini

Setelah sholat Isya di Musholla ada pengajian dan saya tidak ikut hanya Bapak saya saja yg ikut karena saya ingin selalu mendampingi bunda saya dan selalu ingin mengaji disampingnya.

Suara2 pengajian sangat ramai di musholla dan masjid tepat pukul 20:20 WIB beliau sudah sekarat dan saya panggil semua keluarga saya untuk menggaji disampingnya dan 1 orang untuk menggajarkan bunda saya membaca Lailla ha Illallah dengan suara lantang dan keras.

Pas ayah saya pulang dari Musholla
Ibunda sedang menggalami namanya Sakaratul Maut dengan ucapan Lailla ha illallah terus menerus

Jam 20:33 Bunda saya tidak bernafas kami semua menaham air mata dan selalu membaca Yaasiin disampingnya, Apakah bunda saya sudah tidak ada???

Ternyata jam 20:35 beliau bernafas lagi saya kira sudah tidak ada tapi kali ini lebih kenceng ngos2an

Tepat pukul 20:39 Belian Wafat
Air mata tak dapat dibendung akhirnya saya keluar dari kamar bunda saya dan meminta saudara2 saya untuk membaca Yaasin terus memerus

Ya allah terima kasih engkau telah menggambil nyawa bunda saya dengan tenang
dimalam jum'at kliwon dengan seluruh anak cucu disampingnya mengaji
Dan telah menunggu ayah pulang pengajian dari Musholla

kemudian saya mengabarkan ke saudara2 dan sanak famili lewat Group WhatsApp keluarga bahwa ibunda telah meninggal tepat pukul 20:39 mohon bantuannya untuk mendoakan dan mohon bacakan surat yasin walaupun jauh.

Ponsel saya matikan karena saya yakin semua pasti akan menelpon saya.


Pengalaman Pertama Kali Melihat Sakaratul Maut Ibunda

Kenapa saya meneteskan air mata terus menerus
karena saya merasa kurang membahagiakan bunda, dulu pernah minta untuk naik haji dan saya cuma bisa mengumrohkan saja, karena orang tua saya ada empat (2 ortu dan 2 mertua) budget hanya bs untuk umroh saja, takut kalau salah satu saya naik kan haji takut ada rasa iri.

karena meninggal di Malam Jumat kliwon dan kami semua pas disampingnya, ini alasannya knp itu beliau sudah tidak mau dirawat di RS lagi saat sekarat karena takut pas sakaratul maut tidak ada anak-anaknya disamping beliau saat menghadapi sakaratul.maut.

Terima kasih ya Allah engkau telah memberikan ibu seperti bunda saya yang sudah menemani saya selama 60 Tahun didunia.

Nantikan artikel selanjutnya cara menghadapi orang tua meninggal dunia dengan hati kita ikhlas dan selalu tabah.

















kata kunci : menghadapi sakaratul maut, orang tua sakaratul maut, rasa saat sakaratul maut, ibundaku sakaratul maut didepan mata, sakaratul maut islam, sakaratul maut orang rajin ibadah, kenapa sakaratul maut

loading...

0 Response to "Pengalaman Pertama Kali Melihat Sakaratul Maut Ibunda"

Post a Comment

PERINGATAN SEBELUM KOMENTAR :
- Komentar yang mengarah ketindakan spam dan tidak berkaitan dengan isi artikel terkait, tidak akan dipublikasikan.
- Tidak semua pertanyaan melalui komentar di jawab oleh admin.
- Bagi advertiser yang ingin memasang banner iklan,silahkan hubungi kami
- Semua artikel Buka-Laptop disini tidak ada unsur promosi iklan/mengejek dll.Ini hanya pengalaman semata.
- Dilarang Komentar mengejek/menjelekkan Merk,Produk dsb.
- Dilarang Komentar menggunakan LINK untuk tujuan PROMOSI PRODUK DLL tapi apabila LINK tujuannya bukan promosi akan kami review terlebih dahulu kemudian dipublikasikan.

Terimakasih telah berkunjung di Buka-Laptop, semoga artikel dan informasinya bermanfaat bagi Anda.